Kamis, 22 November 2012

Makna Sebuah Kado

MAKNA SEBUAH KADO
Kali ini cuaca begitu mendung,hanya tampak segumpalan awan tanpa cahaya.Aku menjulurkan kepalaku ke jendela kamar,menerawang suasana di luar,”huuuaaahh,,,,,,hari yang membosankan”.Kembali ku rebahkan tubuhklu di kasur,ku tutupi seluruh tubuhku dengan selimut ku yang super tebal.Tapi entahlah,mataku tak ingin lagi terpejam,akhirnya ku paksakan untuk berjalan menuju dapur.Kutemui mamah yang sedang memasak untuk sarapan.” Mamah……” Panggil ku dengan manja.
“Ayo cepat mandi !!” tanpa menoleh ke arahku.Hemmm….tak sedikitpun membuatku senang.Kutemui juga papah di ruang tamu.Aku mencoba mencari perhatian papah.
“papah….” Dengan nada manjaku,ku cium pipi kiri papah,papah membalasnya dengan kecupan yang mendarat di kening ku.Hemm….sedikit lega.
“Udah mandi belum anak papah ini?”
“Belum….” Aku menyandarkan tubuhku di pangkuan papah.Papah mengusap kepala ku lembut.”Mau papah yang mandiin?” papah mulai menggodaku.Huft..aku segera beranjak pergi ke kamar mandi.”Pah….janggan lupa yah!!” kata ku sambil berjalan.Semoga mamah dan papah tidak melupakan hari specialku.
                                                                                               
Kado apa yah yang akan aku terima? Aku mengharapkan banyak kado yang akan aku terima walaupun aku tau kalau ulang tahunku kali ini tidak akan di rayakan,karena mamah dan papah belum mempunyai banyak uang.Dengan sangat yakin aku menghampiri papah dan mamah di meja makan yang memang sedang menunggu ku untuk sarapan bersama.Aku tersenyum begitu ceria.” Mamah ….hari ini kita jalan keluar gak?” mamah mengarahkan kedua matanya pada papah,aku hanya berharap mereka punya kejutan untuk ku.
“lain kali yah sayang“ kata mamah sambil menuang kan nasi pada piringku.Aku hanya tersenyum hambar.Ku tatap wajah mamah,sepertinya tidak ada kejutan untuk ku seprti yang mamah buat tahun lalu. Begitu juga papah,bagaimana dengan teman-temanku? Ku harap akan berbeda.
                                                                                      
Aku di antar papah pergi ke sekolah,di sepanjang perjalanan aku tak berbicara sepatah kata pun. “sayang….papah janji hari ini papah cari uang yang banyak.Biar bisa jalan-jalan,atau beli kado,kalo perlu kita buat pesta ulang tahun kamu yah” ujar papah yang tiba-tiba mengagetkan ku.Aku hanya tersenyum,aku tidak yakin itu akan terjadi.
Sampai gerbang sekolah,aku mencium kening papah.Kelihatannya papah sangat sedih,tapi papah tetap tersenyum untuk menutupinya.Hal yang sama seperti yang aku rasakan.
“pulang sekolah nanti aku ijin main kerumah Diana yah pah” pintaku sebelum masuk ke dalam.Papah hanya tersenyum dan mengangguk.”papah gak perlu fikirin ultah dhea hari ini pah,dhea gak marah ko sama papah kalo ultah kali ini gak ada perayaan,jala-jalan atau dapet kado kaya tahun sebelumnya” kataku mencoba menghibur papah,papah tersenyum dan mengusap kepalaku kemudian berjalan meninggalkanku.Aku segera berlari menuju kelas,dalam fikiranku hanya ada sahabat dan teman-teman ku yang akan memberikan kado atau coklat untukku.Ahh…sungguh,aku sangat mngharapkan itu.Tiba di kelas,aku memperhatikan semua teman-teman di dalam kelas,tak ada sedikitpun suasana berbeda di sana.Aku berjalan perlahan menuju tempat dudukku,hanya ada selembar kertas.Aku fikir itu surat dari salah satu penggemarku.Ternyata kertas ulangan ku yang kemarin,dengan nilai 6.Huft…..ini sungguh menyedihkan.Aku tetap tersenyum pada teman-teman ku walau hati ini menangis.Apa tak ada yang ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun ku? Apa tak ada yang ingin memberikan kado special untuk ku? Mengapa semua diam?
“Diana…. Tunggu !! “kata ku sambil berlari kecil mengejar Diana
Diana menoleh ke arah ku dan menghentikan langkahnya untuk menungguku.
“Ada apa dhe ?” Tanya Diana lembut
“Aku boleh main ke rumah mu ?
“Tentu, tapi ijin dulu sama orang tua mu!”
“sudah” aku tersenyum.Aku berjalan bergandengan dengan Diana,aku tertawa riang bersamanya.Sedikit melupakan tentang kado ulang tahunku.Tapi dalam hati kecil aku masih sangat berharap.”Dhea………” suara itu mengagetkan ku dan terpaksa harus memberhemtikan langkahku.Aku menoleh kebelakang,mencari sumber suara itu.Oh tidak,,,,, Farhan yang ternyata memanggilku.Rasanya seperti mimpi saja.Jika ini adalah kado ulang tahunku,maka ini adalah kado terindah untukku hari ini.
“Ada apa ka?” tanyaku gerogi
“Kamu mau kemana??” suaranya masih terpenggal-penggal karna kesulitan mengatur nafas.Diana tersenyum memperhatikan aku dan rian,aku pun ikut tersenyum lepas.
“Aku mau ke rumah Diana ka,ada perlu apa ka?”
“Engga….Cuma mau….” Farhan sengaja memotong perkataannya,dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya.Aku terheran-heran melihatnya,mugkin akan memberiku tugas.
“Ini untuk kamu Dhea!!” katanya sambil memberikan bungkusan kado padaku.Sungguh aku tak menyangka kalau Farhan akan memberiku kado,padahal aku tak begitu berharap darinya,karna aku fikir itu mustahil.Segera aku terima kado itu.
“Untuk siapa ka?”tanyaku gugup.
“Kamu…” jawabnya,Farhan langsung pergi meninggalkan ku.Dia berlari cepat utuk berlalu dari pandangan ku dan Diana.”Terimakasih ka……” kataku dengan nada tinggi.Aku tersenyum mengarah pada Diana.Aku kembali mengajaknya untuk melanjutkan perjalanan,tapi tiba-tiba Diana megeluarkan kotak dari tasnya dan memberikan nya padaku.Oh……sungguh,betapa senang hati ini.Aku memeluk Diana dan Diana hanya tersenyum manis.”Selamat ulangtahun yah dhe”
“Terimakasih di,kamu memang sahabat yang baik”
Aku dan Diana kembali berjalan menuju rumah Diana.Diana sesekali menggodaku dengan Farhan,lalu kam kembali btertawa.

Ku buka satu kotak pertama dari Diana,sebuah buku diary,lengkap dengan pulpen dan foto eksisku bersamanya.”Maaf yah Dhe aku gak bisa kasih kado yang mewah”
“Diana….diana ini aja udah cukup buat aku senang” setelah itu aku buka kado dari Farhan yang sedari tadi membuatku penasaran.Tuhan..apa isi kotak ini ??
“Ayo dong dhe cepet buka kado dari ka Farhan!!kan aku juga penasasran” pinta Diana.
Sebuah kotak music besar yang di dalamnya ada dua pasang boneka kecil yang menari nari.Aku tersenyum melihatnya,satu batang coklat silverquin,dan selembar surat yang di lipat menjadi bentuk hati.”Ciee….Dhea,bagus banget kotak musiknya,eh nanti aku bagi coklatnya yah!” kata Diana menggodaku.Aku membaca perlahan isi suratnya,sungguh indah kata kata yang di uraikan nya dalam surat itu,dia juga menyatakan tentang perasaan nya padaku.Aku benar benar seperti terbang terbawa oleh angin.Terimakasih tuhan,akhirnya cinta ini terbalaskan,karna sudah sejak lama aku mengagumi  Farhan Hadiatna,kaka kelaku di sekolah.Aku ingni segera pulang rasanya,ingin menceritakan kejadian hari ini pada mamah dan papah.
                                                                                      
Ada apa di rumahku? Banyak sekali orang orang disana.Prasaan ku mulai resah,tapi aku mencoba berfikir positif. “Ko rame banget yah? Apa karna nenek ku datang? Jangan-jangan mereka sedang membuat kejutan untukku” aku berlari menuju rumah,ku lihat orang-orang memperhatikanku,saudara saudara ku menangis memelukku.Hey ini memang hari ulang tahunku,mamah dan papah memang tidak merayakan hari specialku.Tapi untuk apa kalian menangis? Seharusnya kalian bahagiakarna akan mendengarkan cerita ku hari ini yang mendapat kado special dari Farhan dan Diana.
“Mamah…..” ku cari wanita yang paling ku sayangi itu di sekeliling ruangan,tapi aku tidak menemukannya.”Papah……..” tidak ada jawaban,hanya ada suara isak tangis dari ruangan depan yang ramai di penuhi banyak orang.Aku segera berjalan menuju ruangan itu.Tiba-tiba tubuhku kaku dan melemas,suasana berubah menjadi gelap.Aku merasa sangat dingin dan merinding.Siapa mereka??mengapa harus di bungkus kain putih?
“Sabar yah nak,,,ini cobaan dari tuhan untuk mu nak.”  Ujar nenek dengan suaranya yang serak dan begetar.Dia memeluk tubuhku erat.Aku tak percaya,benar benar tak percaya kalau mamah dan papah harus pergi meninggalkan ku.Air mata ku tak dapat ku bending lagi,aku menjrit histeris,mencoba melepaskan pelukan nenek ku yang sangat erat.Aku berlari sejauh mungkin dari ruangan itu,tak ku pedulikan orang orang yang brusaha mencegahku dan menarik narik lengan ku,serta puluhan mata saling memperhatikanku.
“Mamah,,,,,,,,,,papah,,,,,,,” aku menjerit ketakutan.
Apa ini kado utukku? Aku benar benar merasa tertusuk pisau yang sangat tajam.
Tuhan…….andai saja aku tahu kalau hari ini adalah hari terakhirku melihat papah dan mamah,aku hanya ingin diam di rumah bersama merka.Menghabiskan hari ini bersama  mereka.”Papah,,,,mamah apa kalian tak ingin mendengarkan cerita bahagia ku hari ini?”
Bukan ini kado dan kejutan yang aku mau.Aku hanya ingin kembali bersama kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar